6 Nov 2010

Merapi Masih Bergemuruh


Erupsi Gunung Merapi terus terjadi sejak dini hari pukul 00.50 WIB hingga saat ini. Erupsi itu merupakan kelanjutan dari letusan pada 3 November lalu.
"Jadi kondisinya naik turun. Kadang sebentar, lalu ada letusan lagi," ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono di Yogyakarta, Minggu 7 November 2010.
Menurut Surono, erupsi itu melontarkan awan panas hingga 6 kilometer (km) dari puncak Gunung Merapi. Dengan kondisi tersebut, dia meminta masyarakat benar-benar berada di zona aman yaitu berada minimal 20 kilometer dari Merapi.
Pemerintah, lanjut Surono, sudah memperingatkan agar tidak ada aktivitas apapun di zona yang sudah disterilkan. Ia juga telah meminta pihak Kepolisian dan TNI untuk memblokade di lokasi pos terakhir, dekat kampus Universitas Islam Indonesia (UII).
"Karena kondisi Merapi masih naik turun, jadi jangan sampai ada korban lagi. Iironisnya warga pun belum sepenuhnya mematuhi perintah pemerintah, bahkan mereka rela memasuki jalur tikus agar luput pengawasan dari petugas," ujarnya.
Dia juga menegaskan sampai saat ini radius yang aman adalah 20 km, tidak benar ada penambahan 25 km atau 30 km. "Itu menyesatkan" tegasnya.
Sementara itu suara gemuruh terdengar hingga 15 kilometer dari puncak. Suara itu membuat para pengungsi yang akan naik ke atas untuk memberi makan ternak kembali lagi ke bawah.
Adanya awan panas itu juga membuat petugas menghentikan proses pencarian korban siang ini. Sebelumnya petugas SAR telah menemukan 5 jenazah, yang berasal dari 4 jenazah dari Dusun Ngancar Glagaharjo dan satu jenazah belum diketahui identitasnya.
Pasca-letusan hebat Merapi 5 November lalu, 88 warga yang tinggal di sekitar gunung ini tewas. Siang ini Pemerintah berencana melakukan pemakaman masal pada 80 jasad yang kondisinya sudah parah dan bau.Erupsi Gunung Merapi terus terjadi sejak dini hari pukul 00.50 WIB hingga saat ini. Erupsi itu merupakan kelanjutan dari letusan pada 3 November lalu.
"Jadi kondisinya naik turun. Kadang sebentar, lalu ada letusan lagi," ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono di Yogyakarta, Minggu 7 November 2010.
Menurut Surono, erupsi itu melontarkan awan panas hingga 6 kilometer (km) dari puncak Gunung Merapi. Dengan kondisi tersebut, dia meminta masyarakat benar-benar berada di zona aman yaitu berada minimal 20 kilometer dari Merapi.
Pemerintah, lanjut Surono, sudah memperingatkan agar tidak ada aktivitas apapun di zona yang sudah disterilkan. Ia juga telah meminta pihak Kepolisian dan TNI untuk memblokade di lokasi pos terakhir, dekat kampus Universitas Islam Indonesia (UII).
"Karena kondisi Merapi masih naik turun, jadi jangan sampai ada korban lagi. Iironisnya warga pun belum sepenuhnya mematuhi perintah pemerintah, bahkan mereka rela memasuki jalur tikus agar luput pengawasan dari petugas," ujarnya.
Dia juga menegaskan sampai saat ini radius yang aman adalah 20 km, tidak benar ada penambahan 25 km atau 30 km. "Itu menyesatkan" tegasnya.
Sementara itu suara gemuruh terdengar hingga 15 kilometer dari puncak. Suara itu membuat para pengungsi yang akan naik ke atas untuk memberi makan ternak kembali lagi ke bawah.
Adanya awan panas itu juga membuat petugas menghentikan proses pencarian korban siang ini. Sebelumnya petugas SAR telah menemukan 5 jenazah, yang berasal dari 4 jenazah dari Dusun Ngancar Glagaharjo dan satu jenazah belum diketahui identitasnya.
Pasca-letusan hebat Merapi 5 November lalu, 88 warga yang tinggal di sekitar gunung ini tewas. Siang ini Pemerintah berencana melakukan pemakaman masal pada 80 jasad yang kondisinya sudah parah dan bau.

0 komentar:

Posting Komentar